Unbelievable but That’s Reality - Arnett Rezon - Fakultas Psikologi

Film luar biasa dengan sejuta jalan cerita yang tidak mudah ditebak namun sesuai dengan realita kehidupan kita sehari – hari sangat layak diberikan kepada film Black Swan ini. Bagaimana tidak, dalam film ini secara garis besar dikisahkan mengenai persaingan, tantangan yang dialami antar individu dalam suatu agency balerina yang beranggotakan banyak orang dalam rangka mencari satu orang yang layak untuk berperan sebagai “Swan Queen”. Mendukung hal itu, pendalaman yang ekstra didapatkan penonton karena sudut pandang yang ditonjolkan dalam film diambil dari satu individu yaitu Nina sebagai tokoh utama. 
            Persaingan yang menjadi tema film ini sudah nampak jelas sejak awal dimana “Thomas” yang merupakan pimpinan agency dalam proses mencari ballerina yang cocok untuk berperan menjadi “Swan Queen”. Singkat cerita Nina terpilih dan memasuki proses pelatihan untuk persiapan.
            Terpilihnya Nina tersebut menandai perjalanan berat yang harus dilaluinya. Mulai saat itu semua elemen kehidupannya mulai dari diri sendiri hingga lingkungan serasa menekan dan tidak bersahabat. Pertama datang dari Thomas sebagai pimpinan sekaligus pelatih, yang kedua datang dari Beth sebagai saingan senior Nina, yang ketiga dari Veronica sebagai saingan dalam seleksi, yang terakhir dari Ibu Nina.
            Thomas merupakan pribadi yang sangat perfeksionis. Hal itu membuat banyak sekali tuntutan yang diberikan kepada Nina dan juga tugas untuk memperbaiki. Parahnya, perubahan yang diminta Thomas tersebut tidak sesuai dengan nilai – nilai dari diri Nina sendiri. Thomas meminta Nina untuk lebih bergairah lagi dengan cara melakukan seringkali melakukan seks. Sedangkan, Nina sendiri merupakan orang yang polos dan berasal dari didikan Ibu yang sangat protektif terlihat dari perlakuan ibunya terhadap Nina yaitu secara aktif menelepon Nina setiap hari yang sebenarnya merupakan gadis berumur 28 tahun.
Tekanan yang sangat ekstrim juga diberikan dari kedua saingan Nina yaitu Beth sebagai saingan senior serta Veronica sebagai saingan dalam proses seleksi. Keduanya sama – sama tidak senang dan mau melakukan apa saja agar Nina turun dari jabatannya. Intensi tersebut terwujud nyata dari cara Beth menghina dan menuduh bahwa Nina mendapat jabatan tersebut karena telah meniduri Thomas, selain itu tekanan dari Veronica timbul dari perilakunya melakukan pemfitnahan terhadap Nina dan disampaikan pada Thomas. Selain itu, Veronica juga menjadi tekanan yang utama sekali pada Nina karena Veronica memiliki kemampuan yang tidak dimiliki Nina dalam menari dan hal itu merupakan suatu keunggulan bagi Thomas.
Adanya berbagai tekanan tersebut membuat Nina menjadi pribadi yang sangat tertekan. Segala tekanan tersebut berdampak pada kondisi psikologis Nina. Nina mngalami gejala schizophreiniform. Hal itu digambarkan dalam film dengan tercatat bahwa 22 kali Nina mengalami halusinasi salah satunya adalah halusinasi dengan melihat Thomas melakukan hubungan seksual dengan Veronica. Selain itu, schizophreniform didiagnosis dengan adanya kecemasan yang tak realistik dari Nina nampak dari raut wajahnya, perasaan yang ditampakkan setiap harinya.
Tidak berhenti pada gejala schizophreniform, tekanan tanpa toleransi tersebut juga membuat Nina melakukan self mutilation yang digambarkan saat Nina mencakar punggung halusnya, melepas kulit jarinya sendiri. Mengalami kemarahan tak terkendali dimana Nina pernah suatu kali memarahi ibunya sendiri dengan sangat keras dan berujung melukai ibunya. Lalu, melakukan perilaku impulsif  (tanpa berpikir panjang) yang diwujudkan dari kegiatan mencuri barang Beth.

Sekilas diatas merupakan gambaran dari jalan cerita film Black Swan terutama berfokus pada pendalaman psikologis Nina sebagai tokoh utama yang paling menonjol terhadap lingkungan persaingan, tekanan yang dialaminya. Film ini sangat menggambarkan realitas – realitas kehidupan kita, gejolak psikologis kita semua sebagai individu yang memang seringkali tidak jarang mengalami kehidupan, tantangan – tantangan yang sulit dipercaya namun terjadi begitu adanya. Maka dari itu, saya anjurkan untuk menonton film ini agar dapat selalu diingatkan kembali hal – hal yang unbelievable but that’s reality dalam kehidupan kita.   

Posting Komentar

0 Komentar