Black Swan - Edwin Dharma - Fakultas Kedokteran

Wow, misterius, menegangkan, itulah pemikiran awal yang muncul dari banyak orang saat melihat film ini. Terasa kesan “gelap” yang kuat dalam film ini. Menarik untuk sebuah film bertemakan dansa atau lebih spesifiknya balerina. Belum pernah ada film bertemakan dansa yang dipadukan dan disisipi dengan unsur-unsur psikologi. Cocok bagi penggemar film berat yang ingin menerka-nerka ceritanya.
            Film ini benar-benar mempunyai cerita yang tidak dapat diduga-duga, menceritakan usaha dari Nina Sayers yang seorang penari balerina dalam menggapai impian dan mimpinya untuk menjadi seorang pemeran utama yaitu black swan dalam acara balerina bernama Swan Lake. Swan Lake sendiri bercerita tentang seorang wanita yang dikutuk menjadi angsa dan untuk melepas kutukan tersebut, harus menemukan pangerannya. Dalam cerita tersebut terdapat angsa putih dan angsa hitam, dimana sang angsa hitam ini akhirnya menipu dan mengambil pangeran dari sang angsa puth.
Banyak tantangan-tantangan dan pergumulan dari Nina untuk menjadi seorang Black Swan. Tekanan-tekanan yang ada berasal dari diri Nina sendiri, dari sang pelatih  yaitu Thomas, persaingan dari sesama penari dan juga tekanan dari ibu Nina yaitu Erica. Nina sendiri bisa dikatakan seorang yang perfeksionis, peragu, rapuh, dan sang ibu selalu mengganggap Nina adalah putri kecilnya dan terlalu protektif.  Nina akhirnya mendapatkan peran sebagai Black Swan, hal ini justru memberikan tekanan yang tidak ringan.
Nina dihadapkan dengan Thomas pelatihnya seseorang yang keras dan mengganggap bahwa Nina seorang yang lemah, seorang yang kurang menggairahkan hingga akhirnya terjadi tindakan seksual yang dipaksakan oleh Thomas dan bertentangan dengan nilai-nilai dari Nina sendiri. Nina juga menjadi semakin gampang curiga, merasa tersaingi oleh temannya sesama penari yang bernama Lily. Semakin lama tekanan tersebut semakin berat dan membuat Nina menjadi seseorang dengan gejala psikosis yang benar-benar menghayati perannya, dan sampai pada akhirnya Nina menjadi seperti apa yang menjadi cerita dari Black Swan yang benar-benar tragis.
Natalie Portman sebagai protagonis benar-benar hebat, benar-benar mengagumkan akting dan perannya dalam membawakan seorang Nina dengan gejala psikosis yang sesuai sekali dengan kenyataannya. Visualisasi dalam film ini sesuai sekali dan detail sekali, digambarkan bagaimana tidak mudahnya menjadi seorang balerina, mulai dari latihan menari balerina yang detail dalam film ini, bahkan sampai pemakaian sepatu dan persiapan lain pun dalam balerina digambarkan dalam film ini, dengan kualitas pengambilan gambar dari sudut yang tepat sekali. Didukung penempatan musik-musik yang sesuai sekali dengan adegan dalam fllm ini. Dengan kualtias visual dan kualitas audio yang hebat, membuat suasana tegang, misterius semakin meningkat.
Banyak konflik-konflik secara psikologi yang terjadi dalam film ini. Seperti pada Nina yang mengalami tekanan dan frustasi akibat perannya sebagai Black Swan, tekanan dari internal (nina merupakan seorang yang tertutup, perfeksionis, mengganggap dirinya sebagai putri kecil dari ibunya), tekanan dari sang pelatih (kekerasan secara non verbal, serangan seksualitas yang berlawanan dengan nilai dari Nina), dan juga tekanan dari sang ibu (menganggap putrinya sebagai seorang anak kecil, terlalu khawatir berlebihan, menjaga secara berlebihan).
Nina sendiri menjadi seseorang dengan gejala psikosis (halusinasi visual berupa lukisan yang dapat bergerak, gambaran luka di jarinya; bayangan-bayangan hitam dari black swan,bayangan dari dirinya yang hilang timbul, gambaran dari darah yang muncul; halusinasi auditory berupa mendengar kumpulang orang yang menertawakannya; waham curiga), gejala dari impulsivity (merokok dimana tidak merokok dan bertentangan dengan nilainya; seksualitas; marah yang tak terkendali; melukai diri sendiri), pada Nina juga muncul penyalahgunaan obat yang menimbulkan halusinasi visual akhirnya, muncul juga semacam kleptomania pada Nina. Ibu Nina juga dapat dikatakan gangguan kepribadian Narcistic dimana terdapat banyak lukisan-lukisan dirinya di kamarnya, ingin menonjolkan dirinya melalui anaknnya; ataupun gangguan kepribadian anankastik dimana selalu ingin mengontrol anaknya, dan marah bila anaknya melanggar dari apa yang ia minta.

Film Black Swan ini, benar-benar mengagumkan, benar-benar mengesankan, pada film ini kita diajak untuk benar-benar merasakan konflik-konflik secara psikologi yang terasa nyata dengan visualisasi dan audio yang membuat kita menjadi lebih tegang dan terbawa suasana, ditambah dengan akting dari para pemeran yang benar-benar hebat dan terasa nyata. What a great movie!! Membuat kita berpikir, tegang, dna menerkah-nerkah akhir dari ceritanya, tidak rugi melihat film ini. 

Posting Komentar

0 Komentar